KOMPETENSI
KEPRIBADIAN GURU
BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA
Guru
merupakan suatu profesi dalam bidang kependidikan. Menyandang profesi sebagai
guru haruslah bangga. Disamping gaji dan tunjangan guru sekarang sudah semakin
diperhatikan, dengan menjadi guru kita bisa menyalurkan ilmu yang kita miliki
kepada orang lain. Itu artinya kita bisa membantu orang lain menjadi cerdas. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah. Guru merupakan seseorang yang harus
digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakat. Harus
digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya
senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua
murid. Guru harus ditiru, artinya seorang guru harus
menjadi suri tauladan (panutan) bagi semua muridnya. Guru juga dapat
diartikaan sebagai orang yang bertugas terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya,
baik spiritual, emosional, intelektual, fisikal, financial maupun
aspek yang lainnya. Dari beberapa definisi di atas dapat diketahui bahwa kedudukan
guru sangat penting dimana guru akan mendidik seseorang agar menjadi manusia
yang cerdas, berakhlak mulia, dan berkepribadian baik.
Tugas guru memang sangatlah
mulia. Walapun
sangat mulia, namun menjadi guru tidaklah mudah. Guru harus mempunyai banyak bekal
sebelum terjun ke sekolah untuk memberikan materi. Banyak tantangan yang akan
dihadapi guru setelah bergelut dengan siswa-siswa di sekolah. Tidak hanya memiliki
intelektual yang tinggi dan mampu menyampaikan materi dengan baik guru juga
harus mempunyai kompetensi-kompetensi agar mampu menjadi guru yang profesional
sehingga dapat dihargai oleh siswa. Daeng Sudirwo dalam http://triatra.wordpress.com/2010/10/14/kompetensi-kepribadian-guru/ menyatakan bahwa kompetensi
artinya kewenangan, kecakapan ataupun kemampuan. Sedangkan Sofo (1999:123)
mengemukakan “A competency is composed of skill, knowledge, and attitude, but
in particular the consistent applications of those skill, knowledge, and
attitude to the standard of performance required in employment”. Dengan kata lain
kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun
yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas, maka
kompetensi guru berarti suatu kemampuan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai agen pembelajaran, dengan memiliki pengetahuan yang luas serta
kewenangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas, sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Banyak kompetensi-kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru. Salah satunya adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi
kepribadian mencakup jati diri seorang guru sebagai pribadi yang baik, mantap,
stabil, bijaksana, arif, bertanggung jawab, dewasa, berwibawa, berakhlak mulia
sehingga bisa menjadi teladan bagi siswa. Pribadi yang mantap dan stabil
artinya guru harus berperilaku yang konsisten, tetap pendirian dan tidak
berubah-ubah. Guru yang arif dan bijaksana merupakan guru yang senantiasa
memberikan tutur yang mulai dan bertingkah laku sesuai norma. Sifat yang dewasa
adalah sifat yang mampu memecahkan masalah dengan akal sehat, tidak berperilaku
senonoh dan mampu mengendalikan emosinya. Terakhir yaitu guru yang berakhlak mulia,
artinya guru bertingkah laku sesuai norma, memiliki kepribadian yang utuh,
memiliki pengetahuan tentang adat istiadat, budaya, estetika, etika, dan lain
sebagainya.
Kompetensi kepribadian yang
dimiliki seorang guru tidak kalah penting dengan kemampuan intelektual yang
dimilikinya. Guru yang memiliki kecerdasan
dan kepribadian yang utama ia akan menjadi tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat terutama pada pendidik yang
diperlukan pada masa yang akan datang.
Kepribadian guru mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan siswa. Siswa yang berhasil dan memiliki
kepribadian yang baik berawal dari melihat dan meniru kepribadian guru yang
baik. Siswa akan mengamati cara berpikir guru dalam menghadapi suatu
permasalahan, apa yang dilakukan guru ketika menemui suatu masalah, bagaimana
cara guru agar menjadi sukses dan mampu menjelaskan materi di depan kelas.
Itulah beberapa pertanyaan yang mungkin ada di benak setiap siswa yang menjadi
dasar baginya utuk mengamati dan meniru tingkah laku guru. Begitu penting
kepribadian seorang guru. Lantas apa yang terjadi jika siswa melihat tingkah
laku guru yang tidak sesuai dengan norma? Malas mengajar, tidak pernah memperhatikan
siswa, dan bertindak sesuka hati? Memberikan tugas yang bertumpuk-tumpuk seakan
siswa tidak diijinkan untuk melakukan pekerjaan lain, berperilaku menyimpang
seperti suka berselingkuh, bertindak kasar, sering memukul, dan berkata-kata
kasar? Tentu itu juga pasti akan ditiru oleh siswa. Siswa akan berpikir, buat
apa saya harus bertingkah laku yang baik sementara orang yang mengajar saya
perilakunya buruk? Perilaku siswa yang dewasa ini semakin menjadi-jadi mungkin
merupakan dampak dari kurangnya perhatian guru dalam mengajar, kurangnya rasa
ingin tahu guru akan pemahaman siswa. Mungkin kebanyakan guru berpikir “yang
jelas saya sudah menjelaskan materi dengan baik dan tepat waktu”. Dia tidak mau
tahu apakah siswa sudah paham akan materi yang dijelaskan atau belum. Apakah
siswa memperhatikan saya atau tidak.
Guru yang dihormati siswa adalah
guru yang mampu mengintegrasikan pikiran, perkataan, serta perbuatannya. Artinya
ada kecocokan antara apa yang dipikirkan guru yang dituangkan dalam perkataan
dengan perbuatan guru. Pribadi guru yang menjadi idaman siswa adalah bagaimana
guru dapat memberikan pembelajaran dengan manarik, bertingkah laku yang baik,
bijaksana, arif , berakhlak mulia dan selalu memberikan pencerahan kepada
siswa. Tutur kata dan perbuatan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap
kecerdasan dan prestasi siswa. Pemberian motivasi, kata-kata bijak, tutur-tutur
mulia, penanaman nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan penerapan ajaran agama
akan meningkatkan kecerdasan spiritual siswa.
Kecerdasan spiritual diartikan sebagai kecerdasan yang
bertumpu pada bagian dalam diri yang berhubungan dengan kearifan di luar ego
atau jiwa kesadaran. Sebagai kecerdasan yang senantiasa dipergunakan bukan
hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang ada, melainkan juga untuk secara
kreatif menemukan nilai-nilai baru dalam kehidupan. Jadi seseorang menghadapi
persoalan makna atau nilai (value) guna menempatkan perilaku dan hidup
dalam konteks yang lebih luas. Pengertian ini mengandung makna bahwa kecerdasan
ini berperan sebagai landasan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan
spiritual lebih berurusan dengan pencerahan jiwa. Jika dihubungkan dengan
kepribadian guru yang selalu memotivasi siswa dan senantiasa memberikan
pencerahan kepada siswa, tentu siswa akan memiliki kecerdasan spiritual yang
tinggi. Dengan memiliki kecerdasan spiritual, siswa akan mampu bertingkah laku
yang baik dan tetap berpegang teguh pada ajaran agama sehingga siswa mampu
menghadapi tantangan zaman yang semakin bebas.
Guru yang baik adalah guru yang mampu mengintegrasikan
pikiran, perkataan, serta perbuatannya. Senantiasa memberikan pencerahan kepada
siswa dan menuntun siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, kecerdasan spiritual siswa akan meningkat
dan akan berdampak pada tingkah laku siswa yang semakin berhati-hati dan
berpegang teguh pada ajaran agama. Kecerdasan spiritual adalan landasan bagi
kecerdasan-kecerdasan lainnya. Oleh karena itu, apabila kecerdasan spiritual
seseorang bagus, maka kecerdasan emosional dan intelektualnya juga akan bagus
pula. Hal itu akan berpengruh terhadap prestasi dan kualitas hidup seseorang.
Guru merupakan ujung tombak perjuangan suatu bangsa.
Keberhasilan siswa tidak terlepas dari keberhasilan guru dalam mendidik dan
membimbing siswa. Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia semakin maju, mampu
melahirkan sumber daya manusia yang semakin bagus dan berakhlak mulia, guru
harus mampu mengajarkan dan memberikan contoh yang positif kepada siswa.
Semuanya berawal dari guru.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Kepribadian Guru
yang Digugu dan Ditiru. Tersedia pada http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=16116:kepribadian-guru-yang-digugu-dan
ditiru&catid=11:opini&Itemid=83. Diunduh pada 8 Desember 2013.
Putra, Tomi Tridaya. 2010. Kompetensi
Kepribadin Guru. Tersedia pada http://triatra.wordpress.com/2010/10/14/kompetensi-kepribadian-guru/. Diunduh pada 8 Desember 2013.
Supriyanto, Achmad Sani. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap
Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajer (Studi di
Bank Syari’ah Kota Malang). Malang:Universitas Brawijaya Malang.
Casino: Review, Bonuses, Games, & More | DrmCMD
BalasHapusDiscover casino bonuses, games, & more at the 서귀포 출장마사지 DrmCMD casino! Click to see our exclusive 경산 출장마사지 list 포천 출장안마 of top-rated casinos online and 수원 출장마사지 claim your welcome bonus. 서산 출장안마